Rabu, 19 Maret 2008

Pabrik Rokok Gunakan Mesin Pekerja Terancam Nganggur

SOLO(Joglosemar): Perubahan pola produksi industri rokok dari tenaga manusia ke penggunaan tenaga mesin membuat pekerja rokok menjadi was-was. Mereka takut tidak mendapatkan pekerjaan dan menjadi pengangguran.
Ribawati, Pengurus Cabang Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di sela-sela acara Rapat Kerja Nasional Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (FSP RTMM) di hotel Dana Solo, Selasa (19/2) mengatakan, saat ini industri rokok memilih menggunakan mesin untuk memproduksi rokok lintingan. “Mereka beralih ke penggunaan mesin karena lebih ekonomis dibandingkan penggunaan manusia,” katanya.
Sebagai gambaran, dengan menggunakan mesin bisa dihasilkan ribuan batang rokok hanya dalam hitungan per detik. Sementara tenaga manusia hanya mampu menghasilkan sekitar 2.500 batang rokok/hari.
Selain itu, tambah Ribawati, mengganti produksi dengan mesin, bagi sebagian pengusaha industri rokok juga akan menghindarkan konflik dengan karyawan. Tuntutan-tuntutan yang biasanya diserukan oleh karyawan, seperti soal upah, uang kesejahteraan dan lain-lain tidak ada.
Mesin juga bisa digunakan bebas dan sewaktu-waktu tanpa memikirkan uang lembur. Ini berbeda dengan tenaga manusia yang harus memperhitungkan uang lembur jika bekerja melebihi jam kerja. Maka tidak mengherankan jika lambat laun akan terjadi penggantian tenaga produksi.
Lebih jauh Ribawati mengatakan, masuknya mesin produksi rokok buatan China yang harganya murah menjadi ancaman yang serius bagi sebagian besar karyawan industri rokok. “Tetapi sekarang ini yang beralih menggunakan mesin masih perusahaan-perusahaan besar yang sebetulnya menyerap banyak tenaga kerja. Ini akan menjadi masalah yang besar karena industri rokok menyerap tenaga kerja yang besar,” kata Ribawati. (fjr)

Sumber : http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7089&Itemid=1

Pekerja Belum Pilih Cagub Yang Layak

Senin, 10 Maret 2008 15:34 WIB
Medan, WASPADA Online

Pekerja di Sumatera Utara yang jumlahnya hampir mencapai 1 juta orang belum menentukan pilihan siapa kandidat dari lima pasangan calon gubernur layak memimpin Sumatera Utara lima tahun ke depan.

"Kalau masalah politik kami selektif sekali agar tidak salah pilih," kata Drs T. Abel Sirait, ketua Pengurus Daerah (PD) Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Sumut kepada wartawan saat mendarat di Bandara Polonia Medan dari Jakarta, Sabtu (8/3).

Menurut Sirait, siapapun gubenur ke depan yang penting pekerja mengharapkan peningkatan pembangunan untuk kesejahteraan.

Sirait ke Jakarta bersama rombongan termasuk Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sumut Ahmad Raja Nasution melapor ke pengurus pusat SPSI menghadiri pelantikan pengurus PD FSP RTMM-SPSI Sumut dan FC FSP RTMM-SPSI se Sumut.

Sondang Siahaan, ketua panitia pelantikan didampingi Sekretaris Parmonangan Gultom menjelaskan, acara pelantikan pengurus baru akan dihadiri Gubsu Rudolf M. Pardede di Griya Dome, Sabtu (22/3) malam.

Kata Siahaan, pergantian pengurus baru di jajarannya setelah ditetapkan di Jakarta 14 Januari 2008 berdasarkan surat tertulis Ketua umum DPP SPSI pusat Kep. No.007/Kep/PPFDSPRTMM-SPSI/1-A.2008 oleh Ketua umum KSPSI Timton Alfatah, SH., MM. (m32) (ags)

Sumber : http://www.waspada.co.id/Berita/PILGUBSU/Pekerja-Belum-Pilih-Cagub-Yang-Layak.html